Joint Activity, Solusi Tawuran dari Perspektif Psikologi Sosial

by 22:05 0 comments

Bandung – Berawal dari suatu diskusi tentang sebuah jurnal yang membingungkan bersama seorang dosen sekaligus teman saya, saya kemudian mendapatkan suatu hal yang sangat menarik tentang konflik dan perdamaian. Pandangan baru untuk menghadapi beragam konflik yang sudah sering kita temukan seperti tawuran antar pelajar, tawuran antar kampung, atau bahkankonflik etnis dan agama.



“Intergroup  Conflict  and  Cooperation:  The  Robbers  Cave Experiment” begitu jurnal itu memiliki judul. Ditulis oleh seorang ilmuan Psikologi Sosial bernama  Muzafer Sherif pada 1954, jurnal itu menjelaskan bagaimana konflik antar kelompok dapat muncul dan diselesaikan. Sherif memilih secara acak 22 anak laki-laki berumur 11-12 tahun, yang kemudian dibagi dalam dua kelompok rombongan terpisah untuk mengikuti perkemahan musism panas di sebuah kawasan perkemahan bernama Robbers Cave, di Negara Bagian Oklahoma, AS, selama 3 bulan.

Diawal masa perkemahan, tanpa mengetahui  kehadiran kelompok yang lain masing-masing kelompok dibangun identitas sosialnya, loyalitas dan kerja sama ditonjolkan dalam setiap kegiatan. Setelah identitas kelompok terbentuk kedua kelompok dipertemukan, dibuatlah suasana persaingan dalam berbagai lomba dan kegiatan, hingga akhirnya munculah ketegangan dan konflik. Kedua kelompok menampakan perilaku-perilaku risak, membangga-banggakan kelompok sendiri, saling menyindir, menghina, bahkan melakukan kekerasan fisik.

Ditengah ketegangan ini muncullah  suatu masalah baru yang lebih besar (rekayasa eksperimenter). Tiba-tiba saluran air ke perkemahan mati, tangki air utama perkemahan roboh dan menghalangi jalan masuk, akibatnya kedua kelompok tidak bisa melakukan kegiatan sehari-hari, merekapun tidak bisa pulang karena jalan masuk perkemahan terhalang. Satu-satunya jalan keluar adalah kedua kelompok harus bekerja sama untuk memperbaiki tangki air yang rusak.

Pada awalnya kedua kelompok  enggan bekerja sama, namun desakan kebutuhan air dan akses keluar membuat mereka akhirnya memutuskan untuk bekerja sama.  Yang paling menarik adalah setelah kedua kelompok saling bekerja sama, kedua kelompok itu menyatu menjadi satu kelompok baru. Selama masa perkemahan selanjutnya mereka saling bekerja sama. Bahkan ketika pulang mereka memutuskan untuk pulang dengan rombongan baru yang berbeda dengan rombongan kedatangan mereka.

Eksperimen ini telah berkali-kali di replikasi di barbagai negara dan hasilnya tetap sama. Bahkan di Indonesia prinsip dari eksperimen ini pernah digunakan untuk mendamaikan dua kelompok SMA yang kerap melakukan tawuran. Kedua kelomop SMA itu dalah kelompok SMA 70 dan SMA 6 Jakarta. Permusuhan antara kedua kelompok SMA ini diketahui sudah lama terjadi, bahkan dalam sebuah artikel yang dipublikasikan oleh kompas.com pada tahun 2012 diketahuin bahwa permusuhan antara keduanya sudah terjadi selama bertahun-tahun. Sampai akhirya puncak permusuhan ini terjadi pada September 2012 lalu, dimana kedua kelompok melakukan tawuran yang kemudian menewaskan seorang siswa dari SMA 6 Jakarta.

Setelah kejadian tersebut dibantu oleh Kemendikbud kedua kelompok melakukan mediasi. Keduanya bersepakat untuk memproses kasus yang terjadi secara hukum, merekapun berjanji untuk mengakhiri permusuhan mereka serta saling mendukung dalam melakukan kegiatan ekstara kulikuler dan kesiswaan. Mendikbud kemudian mendorong pihak sekolah untuk melakukan peningkatan kegiatan-kegiatan kesiswaan. Dalam laman resminya Kemendikbud menyatakan kesediaannya untuk menjadi salah satu sponsor dalam kegiatan tahunan Bulungan Cup SMA 70 dan Mahakam Festival SMA 6 Jakarta. Tidak sampai disitu, untuk memperkuat hubungan baik antara SMA 70 dan SMA 6 Jakarta Kemendikbud mendorong keduanya untuk melakukan  joint activity, suatu kegitan bersama dengan tujuan bersama, seperti membuat pentas seni atau kompetisi olahraga besar bersama.

Hasilnya hasil dari usaha tersebut nampak jelas, kasus tawuran yang terjadi pada September 2012 lalu menjadi kasus tawuran terakhir yang tercatat antara kelompok SMA 70 dan SMA 6 jakarta. Daripada terlibat tawuran, keduanya kini lebih sering terlibat dalam berbagai kompetisi olahraga dan kegitan bersama. (Robbi)

Unknown

Developer

Cras justo odio, dapibus ac facilisis in, egestas eget quam. Curabitur blandit tempus porttitor. Vivamus sagittis lacus vel augue laoreet rutrum faucibus dolor auctor.

0 comments:

Post a Comment